Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Ciri khas daerah Bengkulu (kain besurek)

Ciri khas asal daerah Bengkulu Kain besurek Kain besurek berarti kain yang dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri tulisan kaligrafi Arab. a.        Sejarah kain besurek Sejarah awal pertumbuhan kain besurek belum diketahui secara pasti namun menurut orang-orang tua tempo dulu (pemuka adat, pemuka masyarakat) Bengkulu.Penggunaan kain besurek sudah sejak lama dan terlihat selalu dipakai pada upacara-upacara adat khususnya di Kota Bengkulu.Ada kecenderungan sejarah awal perkembangan kain besurek di Bengkulu bermula sejak hijrahnya pahlawan pangeran Sentot Alibasyah serta sanak saudara dan pengikut-pengikutnya ke Bengkulu, terbukti pada awalnya ternyata masyarakat pemakai dan perajin kain besurek sebagian besar dari keturunannya. Penggunaan kain besurek pada mulanya hanya terbatas untuk upacara-upacara adat seperti dipakai untuk pengapit pengantin pria (Destar /topi khas Bengkulu) pada acara nikah,untuk acara calon pengantin putri mandi/siraman bedabung/mengikir gigi mala

Ritual kebudayaan Bengkulu (Tabot)

Ritual kebudayaan dari Bengkulu TABOT Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu nabi Muhammad S.A.W yaitu Saidina Hassan Bin Ali dan Saidina Hussein bin Ali dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang karbala, Iraq pada tanggal 10 muharam 61 Hijrah bersama (681 M). Pada awalnya inti dari upacara Tabot adalah untuk mengenang usaha pemimpin Syiah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak dan memakamnya di Padang Karbala. Istilah Tabot berasal dari kata Arab Tabut yang secara harfiah bererti "kotak kayu" atau "peti". -           Peralatan-peralatan upacara tabot Untuk melaksanakan upacara Tabot, ada beberapa peralatan yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah: a.        Kenduri dan sesaji Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kenduri dan sesaji antara lain: beras ketan, pisang emas, tebu, jahe, dadih, gula aren, gula pasir, kelapa,

Definisi dari kebudayaan menurut para ahli dan persamaannya

Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli 1.        Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli dalam Negeri (Indonesia) a.        Koentjaraningrat Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.   b.       Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi Kebudayaan berarti semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. c.        Ki Hajar Dewantara Menurut Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. d.       Drs. Mohammad Hatta Menurut Drs. Mohammad Hatta kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.   e.        Parsudi Suparlan Menurut